Kamis, 12 November 2009

Negara Kacau

Sebenarnya sangat mudah mengelola negara ini. Ingatlah komitmen para pejuang kita, Indonesia harus bebas dari penjajahan. Tapi Indonesia dari tahun ke tahun semakin dijajah oleh bangsa bukan hanya dari kulit putih, kuning, merah bahkan kulit hitam pun mau menjajah Indonesia. Mengapa, karena bangsa ini tidak menghargai jerih payah pahlawan, anak-anak dan cucu mereka. Apalagi menghargai jasa pahlawan yang tidak dikenal. Alih-alih pahlawan tanpa tanda jasa. Anak-anak muda Indonesia yang pintar masih kesulitan memilih sekolah yang sesuai dengan keinginan intelektual, malah terpaksa harus menyesuaikan dengan kemampuan kantong saku orang tua. Mereka yang berdompet, menghambur-hamburkan uang melancong ke luar negeri. Sedangkan anak negeri kelaparan di negeri yang subur ini. Pejabat pilih kasih kalau mau nolong rakyat. Hakim pilih kasih memutuskan perkara si kaya atau si miskin. Citra polisi semakin terpuruk oleh ulah oknumnya. Pemerintah bertindak setengah-setengah dan setengah hati. Pada akhirnya, alim ulama saling tuding dan klaim bahwa mereka yang paling benar dan berhak memberi fatwa. Indonesia segera menjadi negara yang meninggalkan nama besar berupa puing-puing kehancuran yang tersisa, seperti bangsa Arya, Mesir, Persia dan Mongol yang barbar.
Powered By Blogger

Menurut Anda apakah Bangka Belitung propinsi mandiri ?