Kamis, 12 November 2009

Negara Kacau

Sebenarnya sangat mudah mengelola negara ini. Ingatlah komitmen para pejuang kita, Indonesia harus bebas dari penjajahan. Tapi Indonesia dari tahun ke tahun semakin dijajah oleh bangsa bukan hanya dari kulit putih, kuning, merah bahkan kulit hitam pun mau menjajah Indonesia. Mengapa, karena bangsa ini tidak menghargai jerih payah pahlawan, anak-anak dan cucu mereka. Apalagi menghargai jasa pahlawan yang tidak dikenal. Alih-alih pahlawan tanpa tanda jasa. Anak-anak muda Indonesia yang pintar masih kesulitan memilih sekolah yang sesuai dengan keinginan intelektual, malah terpaksa harus menyesuaikan dengan kemampuan kantong saku orang tua. Mereka yang berdompet, menghambur-hamburkan uang melancong ke luar negeri. Sedangkan anak negeri kelaparan di negeri yang subur ini. Pejabat pilih kasih kalau mau nolong rakyat. Hakim pilih kasih memutuskan perkara si kaya atau si miskin. Citra polisi semakin terpuruk oleh ulah oknumnya. Pemerintah bertindak setengah-setengah dan setengah hati. Pada akhirnya, alim ulama saling tuding dan klaim bahwa mereka yang paling benar dan berhak memberi fatwa. Indonesia segera menjadi negara yang meninggalkan nama besar berupa puing-puing kehancuran yang tersisa, seperti bangsa Arya, Mesir, Persia dan Mongol yang barbar.

Jumat, 30 Oktober 2009

Iran Nuclear

GEBRAKAN NUKLIR IRAN HEBOHKAN DUNIA BARAT

Dalam tiga tahun terakhir, heboh nuklir Iran hampir selalu menjadi berita media massa dunia. Pemicunya adalah kecurigaan dunia Barat - AS dan sekutu Eropanya - pada program nuklir Iran . AS dan sekutu dekatnya - Jerman, Inggris dan Perancis - menilai Iran secara diam-diam telah membangun kekuatan nuklirnya untuk tujuan militer dengan melakukan proses pengayaan uranium tingkat tinggi. Namun , Iran menyangkal tuduhan itu tidak berdasar dan mengatakan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, yaitu untuk pembangkitan listrik, guna memenuhi kebutuhan energinya yang makin meningkat.

I ni telah menimbulkan ketegangan pada kedua pihak dan akhir - akhir ini ketegangan itu makin memanas, seiring dengan dibawanya isu ini ke Dewan Keamanan (DK) PBB.

Iran mengancam akan melanjutkan pengayaan uranium berskala penuh jika pengawas nuklir PBB memaksakan sanksi atas program nuklirnya. Sementara pemerintah AS mengancam kemungkinan adanya konsekuensi menyakitkan bagi Iran, seperti dilontarkan Dubes AS untuk PBB John Bolton seiring persiapan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk bersidang membahas kemungkinan mengadukan Iran ke DK PBB.

Pemerintah Iran mengingatkan, jika negaranya sampai diadukan ke DK PBB, itu berarti akan merusak upaya-upaya untuk menyelesaikan konflik ini secara damai.

“Jika masalah nuklir Iran dibawa ke Dewan Keamanan PBB, pengayaan uranium skala besar akan dilanjutkan kembali,” tegas ketua perunding nuklir Iran Ali Larijani kepada pers di Teheran , Iran .

“Jika mereka ingin menggunakan kekerasan, kami akan menempuh jalur kami sendiri,” tambahnya seperti dilansir kantor berita Associated Press.

Menurutnya , Iran telah menggunakan semua cara damai untuk menyelesaikan isu nuklir ini. Ditegaskan bahwa Iran tidak akan menghentikan riset nuklir ataupun mundur dari upayanya menjalankan program nuklir. Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, yakni sebagai pembangkit energi.

Larijani mengatakan bahwa jika Iran dikenai sanksi atau aksi militer atas permintaan negara-negara Barat dengan restu DK, maka mereka tidak akan mundur.

“Jika masalah nuklir Iran dibawa ke DK PBB, situasi akan menjadi sulit bagi mereka. Mereka harus mengetahui bahwa Iran tidak akan mengabaikan hak-haknya,” katanya.

“Kami merekomendasikan mereka agar menghindari permainan yang sama-sama kalah dan merebut opsi sama-sama menguntungkan untuk menjaga keamanan kawasan itu. Jika mereka memakai cara kekerasan, kami akan siap menghadapinya.”

Negara-negara Barat mengkhawatirkan Iran memproduksi senjata nuklir dan menegaskan negara itu harus menghentikan seluruh kegiatan menyangkut pengayaan uranium, termasuk riset dan pengembangan, bagi dilanjutkannya perundingan.

Iran menolak tuntutan itu dan menekankan haknya yang tidak bisa dicabut bagi aktivitas bahan bakar nuklir untuk tujuan damai dan pengayaan uranium.

“Anda tidak dapat mencabut hak sah sebuah negara dengan dasar kecurigaan,” kata Larijani, yang juga Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Agung Iran itu.

Larijani mengatakan Iran tidak akan tunduk pada imbauan DK PBB untuk menghentikan kegiatan riset nuklir.

“Tuntutan seperti itu tidak logis dibuat oleh IAEA atau DK PBB. Itu tidak dapat diterima dan Republik Islam Iran membela kepentingan nasional bangsa Iran ,” katanya.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Hamid Reza Asefi mengemukakan bahwa ancaman-ancaman, intimidasi dan pemerasan tidak akan mempengaruhi keputusan Iran untuk melanjutkan riset nuklirnya di dalam negeri.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan Iran tidak akan bisa ditakut-takuti hanya beberapa jam menjelang dimulainya pertemuan IAEA yang dapat mendorong DK PBB mengambil tindakan.

“Jika mereka ingin menekan kami secara politis, keputusan dan sikap kami akan dipertimbangkan kembali,” kata Ahmadinejad seperti dikutip oleh kantor berita Iran IRNA.

“Kami tidak bisa ditakut-takuti dan kami sendiri bukan peneror,” katanya, dan menyerukan dewan gubernur IAEA untuk mengakui hak Iran mengembangkan program energi nuklir.

IAEA memulai pertemuannya awal Maret di tengah-tengah kekhawatiran negara Barat yang semakin meningkat bahwa Iran kemungkinan dapat memproduksi senjata nuklir lewat pengayaan uraniumnya.

Iran menolak mematuhi tuntutan IAEA untuk menghentikan usaha pengayaan uranium, dan berargumentasi bahwa kegiatan seperti itu adalah untuk maksud damai.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dunia tidak berhak mencegah Iran melakukan pengembangan ilmiah-nya terhadap program nuklir.

“Republik Islam, yang bepegang pada prinsip dan tidak takut akan pertikaian yang muncul, akan melanjutkan langkahnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan dunia tidak dapat mempengaruhi tekad bangsa Iran ,” ujar Khamenei seperti dikutip televisi pemerintah.

Iran mengatakan pihaknya memerlukan tenologi nuklir untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat atas tenaga listrik di dalam negerinya.

Persoalan nuklir Iran menjadi sorotan internasional. Presiden AS George W. Bush menuduh, program nuklir sipil Iran dipakai menyembunyikan program pembuatan senjata nuklir.

Bush bahkan berencana menyerang Iran tahun ini. Mengutip seorang pejabat intelijen yang dirahasiakan namanya, surat kabar Jerman Der Tagesspiegel melaporkan bahwa Amerika telah merundingkan rencana itu dengan semua anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO.

Sepanjang tahun lalu, Amerika memang terus mempermasalahkan program nuklir Iran . Bush bahkan menyebutkan Iran sebagai salah satu poros kejahatan. Isyarat ini dipandang sebagai keinginan Bush untuk menyerang Iran .

Menanggapi rencana itu, Presiden Ahmadinejad mendesak Turki untuk tidak mengizinkan militer Israel atau Amerika menggunakan wilayah darat dan udaranya untuk menyerang Iran.

Pemerintah Indonesia menolak penggunaan cara-cara militer dalam menyelesaikan masalah antarnegara. Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla mengatakan, pengembangan teknologi militer oleh Iran dan protes yang muncul mengenai ini harus diselesaikan lewat meja perundingan. “Suatu negara tidak bisa dan tidak dapat dibenarkan menyerang, menghukum suatu negara lain hanya karena dasar kecurigaan,” katanya kepada pers usai menerima Wakil Presiden Iran Esfandyar Rahim Mashaee di kantornya.

Kalla menilai tidak adil jika sebuah negara diserang hanya berdasarkan kecurigaan. Kalau kemampuan teknologi nuklir sebuah negara berdaulat dipermasalahkan, maka akan banyak negara yang juga harus diserang. Ia menunjuk sejumlah negara pengembang teknologi nuklir seperti India , Korea Utara , Pakistan , hingga Israel .

Esfandyar mengatakan, Iran telah menunjukkan sikap kooperatif selama ini dengan mengizinkan lembaga pengawas tenaga atom IAEA melakukan inspeksi.

Esfandyar meminta negara-negara Barat bersedia menerima kenyataan bahwa negara mullah itu memiliki pengetahuan dan teknologi nuklir. Hal ini tidak bisa dihancurkan dengan kekerasan bersenjata seperti ancaman AS.

Ketua DPR RI Agung Laksono meminta negara-negara barat yang disponsori AS tidak menekan Iran menghentikan pengembangan energi nuklirnya.

Dia mengaku telah melihat instalasi nuklir milik Iran di kota Isfahan . Di sana tergambar bagaimana teknologi nuklir di negeri itu dikembangkan, mulai bahan bakunya, uranium yang dikonversi menjadi bahan bakar nuklir.

Setiap proses pengolahan uranium hingga menjadi energi nuklir, dikontrol secara ketat oleh IAEA dan AS pun bisa ikut memantau proses itu. “Saya lihat di situ terpampang layar besar yang diawasi oleh para petugas dari PBB tersebut,” kata dia kepada wartawan di gedung MPR/DPR, seperti dikutip oleh harian terkemuka nasional.

Meski dunia Barat boleh meradang dan resah, namun bagi rakyat Iran tiada kebanggaan lain yang melebihinya. “Silakan mereka menawari kami apa saja dari bumi dan langit, tapi tidak ada yang boleh menghalangi kami memiliki teknologi nuklir,” kata Ihsan Motaghi, mahasiswa sekolah Syiah di Isfahan, dengan bangga.

Ihsan tidaklah sendirian. Di seluruh penjuru Iran , massa rakyat turun ke jalan menunjukkan dukungan penuh mereka. Kebanggaan Ihsan milik semua orang. Dari juru runding nuklir pemerintah hingga aktivis mahasiswa sekalipun, mereka menyeru dalam satu suara: tiada kata berhenti untuk program nuklir.

“Mengapa mereka hendak menghalang-halangi sebuah keinginan baik demi teknologi?” kata Nilufar, sarjana manajemen energi dari kampus terkenal Sharif Industry University di Teheran, dengan geram.

Suatu jajak pendapat yang dihimpun oleh harian terkemuka Amerika, The New York Times, beberapa waktu lalu mencatat bagaimana rakyat Iran bersatu-padu mendukung pemerintahnya. Eropa dan AS berkali-kali meminta Iran mengurungkan niatnya untuk mengembangkan program nuklirnya. Namun, rakyat Iran tidak suka cara Barat mendikte apa yang pantas atau tidak pantas mereka lakukan.

“Kami tidak suka cara mereka mendikte kami,” kata seorang warga.

Dukungan rakyat Iran atas program nuklir pemerintahnya juga berakar dari sejarah masa silam mereka. Iran hendak mengembalikan masa kejayaannya dan dengan industri strategis itu Iran dapat memperkuat posisinya di mata dunia.

Mohammad Saedi, wakil ketua untuk urusan perencanaan dan luar negeri pada Badan Tenaga Atom Iran , mengatakan, nuklir adalah simbol Iran . “Orang Iran dikenal pintar, cerdas, dan kami mendukung penggunaan teknologi, termasuk nuklir yang sangat canggih,” katanya.

Di luar suara-suara yang mungkin saja tidak sepaham dengan pemerintah, rakyat Iran sama-sama bersepakat bahwa Barat hendaknya tidak perlu cemas atas program nuklir Iran . Seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Iran berkata, sampai kering pun tenggorokan para juru runding Barat itu meminta Iran mengevaluasi kembali program nuklirnya, “bagi kami tidak ada kata berhenti.”

Rupanya, bagi rakyat Iran , siapa pun pemimpinnya, programnya haruslah tenaga nuklir. (Yaziz Hasan/dari berbagai sumber).

Iran Perlu Energi Nuklir Juga

Dengan cadangan minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi dan cadangan gas terbesar kedua dunia sesudah Rusia , Iran adalah negeri kaya energy

P osisi geostrategi Iran dan jaringan pipanya yang telah ada menjadikannya sebagai aktor kunci dalam energi dunia.

Namun faktor domestik dan internasional telah menghambat penggunaan optimalnya sejak revolusi islam 1979 yang menggulingkan Shah. Penerimaan dari ekspor minyak diproyeksikan sedikitnya mencapai 45 milyar dollar hingga Maret 2007, yang akan mendanai sekitar 50% anggaran tahunan Iran.

Iran memasok sekitar 5% suplai minyak dunia. Pada Februari 2006 seorang pejabat perminyakan Iran menyebutkan produksi minyaknya berkisar 3,5-4 juta barrel per hari, angka yang masih dapat ditingkatkan lagi hingga sebesar 1 juta barrel per hari.

Program energi nuklir Iran telah menimbulkan kontroversi pada beberapa tahun terakhir. Beberapa pengeritik internasional mengatakan bahwa Iran tidak perlu nuklir mengingat cadangan minyak dan gasnya yang luar biasa tersebut.

Iran menanggapinya dengan mengatakan bahwa oposisi Barat terhadap program energi nuklirnya hanyalah bermotif politik semata, karena sebelumnya tak ada penentangan terhadap proyek PLTN Bushehr-nya ketika dimulai sebelum revolusi 1979 dengan melibatkan Jerman.

Iran juga mengatakan bahwa jika ia dapat menggunakan PLTN untuk memenuhi kebutuhan energi domestiknya, ia akan mampu mengekspor lebih banyak lagi minyak dan gas yang akan memperbanyak lagi penerimaan devisanya.

Program nuklir Iran dimulai pada 1974 dengan rencana membangun PLTN di Bushehr dengan bantuan Jerman, atas restu AS.

Proyek tersebut terhenti karena revolusi islam lima tahun kemudian, namun dihidupkan kembali pada 1992 setelah Teheran menandatangani perjanjian kerja sama dengan Rusia untuk memulai pembangunan kembali di tapak tersebut. Ada dua PLTN jenis PWR yang dibangun—satu dilaporkan telah mendekati penyelesaian.

Orang sering mendengar dan beranggapan bahwa tujuan real Iran mengejar teknologi nuklir adalah untuk mengembangkan senjata nuklir dan bahwa dengan cadangan minyak dan gasnya yang luar biasa besarnya, ia tidak memerlukan energi nuklir. Bahkan mereka yang hendaknya mengetahui lebih baik anggapan tersebut bahwa Iran , baik sekarang maupun di masa depan, dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan energinya tanpa meminta tolong pada sumber daya nuklir. Namun, tunggu dulu, apakah benar anggapan demikian itu? Dapat ditunjukkan bahwa anggapan tersebut secara substansial tidaklah sepenuhnya akurat. Seperti diungkap oleh Mohammad Sahimi, profesor teknik kimia dan perminyakan pada University of Southern California, Los Angeles, dan dua rekan akademisinya—Prof. Pirouz Mojtahed-Zadeh dan Prof. Kaveh L. Afrasiabi—di harian International Herald Tribune beberapa waktu lalu, bahwa ada beberapa alasan subtansial yang patut diketahui dalam program nuklir Iran.

Pertama, penting dicamkan di dalam hati bahwa sejarah nuklir Iran adalah lebih tua dari pemerintahan Islam sekarang. Ia diawali pada pertengahan 1970-an, ketika Shah mengumumkan rencana untuk membeli beberapa reaktor nuklir dari Jerman, Perancis dan AS untuk membangkitkan listrik. Dengan restu Washington , pemerintahan Shah memberikan kontrak pada sebuah anak perusahaan Jerman Siemens untuk membangun dua reaktor-1.200 megawatt di Bushehr.

Pada waktu itu, AS menyarankan Iran untuk mengembangkan basis energi non-nuklirnya. Sebuah studi oleh Stanford Research Institute menyimpulkan bahwa Iran akan memerlukan, hingga tahun 1990, suatu kapasitas listrik sekitar 20.000 megawatt. Kader pertama para insinyur nuklir Iran dilatih di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Dengan memahami kebutuhan energi Iran , draft akhir Persetujuan Energi Nuklir Iran -AS ditandatangani pada Juli 1978—beberapa bulan sebelum revolusi Islam meletus. Persetujuan tersebut antara lain mengatur ekspor bahan dan teknologi nuklir Amerika serta membantu dalam ekplorasi sumber-sumber uranium Iran .

Kedua, kebutuhan listrik Iran saat ini adalah lebih besar daripada yang diramalkan. Dengan pertumbuhan kebutuhan listrik tahunan rata-rata 6 persen hingga 8 persen dan dengan populasi ditaksir akan mencapai 100 juta jiwa pada 2025, Iran tidak dapat menyandarkan diri semata-mata pada minyak dan gas. Penuaan industri minyak, penolakan investasi asing substansial sebagian besar karena sanksi Amerika, tidak dapat lagi mencapai tingkatan produksi pra-revolusi sebesar 5,5 juta barrel per hari. Dari 60 ladang minyak utama Iran, 57 perlu perbaikan, peningkatan dan penekanan kembali, yang akan memerlukan US $ 40 milyar selama 15 tahun. Level produksi Iran sekarang 3,5 juta barrel per hari adalah dipacu secara meningkat ke arah konsumsi domestik, yang telah tumbuh lebih dari 280 persen sejak 1979. Jika trend ini terus berlanjut, Iran akan menjadi sebuah negara pengimpor minyak total pada 2010, suatu bencana bagi sebuah negara yang menyandarkan diri pada minyak untuk 80 persen mata uang asingnya dan 50 persen anggaran belanja tahunannya.

Ketiga, para penentang program nuklir Iran berargumentasi bahwa Iran seharusnya dapat memilih proses pembangkitan listrik yang efisien dan ekonomis dengan pembangkit berbahan bakar gas alam. Argumentasi demikian tampaknya juga tidak valid. Sebuah studi terbaru oleh dua profesor MIT menunjukkan bahwa biaya menghasilkan listrik dari gas (dan minyak) adalah kurang lebih sebanding dengan biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan reaktor nuklir—dengan belum menyebut efek buruk emisi karbon atau perlunya menghemat cadangan gas Iran untuk menempatkan Iran dalam kurun 20 atau 30 tahun sebagai salah satu pemasok utama gas ke Eropa dan Asia.

Keempat, mengapa Iran harus menghabiskan sumber-sumber minyak dan gasnya yang tidak terbarukan ketika ia dapat, sama seperti negara-negara kaya energi seperti AS dan Rusia, memilih energi nuklir yang dapat terbarukan? Memang, reaktor nuklir tentu saja memiliki kompleksitasnya sendiri, dan mereka tidak dapat menyelesaikan untuk seluruhnya kronis kekurangan listrik Iran . Namun mereka telah menghadirkan suatu langkah pertama paling penting dalam penganekaragaman sumber energi Iran , yang akan menghemat cadangan energi untuk jangka panjang.

Sedihnya, dengan ketakutan mereka atas bom nuklir Iran, AS dan sekutu Baratnya telah gagal memahami hak sah Iran pada energi nuklir, yang amat penting bagi dialog berguna dengan Teheran, yang akan mencegahnya mengembangkan teknologi nuklir untuk pembuatan bom.

Tampaknya perlu langkah-langkah korektif yang lebih bijaksana melalui kerja sama teknis sebagai tukaran ketransparanan penuh atas program nuklirnya seperti proposal terbaru, ketimbang pendekatan kaku dunia Barat, khususnya AS, yang menginginkan pemberangusan menyeluruh kemampuan nuklir Iran, dan buta terhadap keamanan suplai energi Iran itu sendiri. Rupanya , Iran perlu energi nuklir juga.(source : batan.goid

Sabtu, 24 Oktober 2009

Pupus

Saat ini kantor pos ramai dipadati pelamar PNS. Pada sisi lain, ada kekecewaaan dengan syarat-syarat PNS. Ada yang telah mengajar 12 tahun lebih di sekolah swasta, tapi berhubung kondisi sekolahnya pada waktu itu. Seperti administrasi kurang baik sehingga segala macam SK menjadi hilang atau entah kemana. Jelas ini merugikan yang bersangkutan untuk melamar PNS karena tidak memenuhi syarat. Seharusnya pemerintah jangan mengesampingkan guru honor yang telah tulus mengabdi puluhan tahun.

Rabu, 14 Oktober 2009

Bangka Island


Hi guys, may I introduce myself to you? I want to make a friend from all over the the world. I’m from Indonesia, exactly Bangka Belitung islands Province.

It is easy how you go to Bangka Island. There are two big islands in The Province of South Sumatera, Bangka and Belitung Islands. Since Year 2000, the islands became a province itself, named Bangka Belitung islands Province. If you go to Indonesia from your own country, take straight journey by aeroplane to Jakarta, the capital city of Great Indonesia, it takes about fifty minutes by plane from the capital city to Pangkalpinang (the capital of the province of Bangka Belitung in Bangka Island). It takes the same time from Palembang by plane. In voyage it needs 18 hours from Port Tanjung Priok, North Jakarta by ship.

Some calls BABEL, to say the province easily. It stands for the Bangka Belitung islands province. That’s all from me, thanks very much. (bangkago.blogspot.com)

Kamis, 01 Oktober 2009

My new Blog

Brother and sister, i have new blog, i dont continue another ones coz i have trouble in starting up. I forgot the pasword and another trouble in account. I used in yahoo. I dont have ability to chage it.
Powered By Blogger

Menurut Anda apakah Bangka Belitung propinsi mandiri ?